Pandangan Filsafat Tentang Hakekat Manusia

http://coretanmahasiswa19.blogspot.com/2014/04/pandangan-filsafat-tentang-hakekat.html 

Ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia disebut Antropologi Filsafat. Hakikat berarti adanya berbicara menganai apa manusia itu, ada empat aliran yang dikemukakan yaitu: Aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme, aliran eksistensialisme.

Aliran Serba Zat
Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-sungguh ada, itu hanyalah zat materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka dari itu manusia adalah zat atau materi.

Aliran Serba Ruh
Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada didunia ini ialah ruh, juga hakekat manusia adalah ruh, adapun zat itu adalah manifestasi dari pada ruh di atas dunia ini. Fiche mengemukakan bahwa segala sesuatu yang lain (selain ruh) yang rupanya ada dan hidup hanyalah suatu jenis perumpamaan, peubahan atau penjelmaan dari ruh (Gazalba, 1992: 288). Dasar pikiran aliran ini ialah bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada meteri. Hal ini mereka buktikan dalam kehidupan sehari-hari, yang mana betapapun kita mencintai seseorang jika ruhnya pisah dengan badannya, maka materi/jasadnya tidak ada artinya.

Dengan demikian aliran ini menganggap ruh itu ialah hakikat, sedangkan badan ialah penjelmaan atau bayangan.

Aliran Dualisme
Aliran ini menggangap bahwa manusia itu pada hakekatnya terdiri dari dua subtansi, yaitu jasmani dan rohani. Keduanya subtansi ini masing-masing merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak bersal dari ruh dan tidak bersal dari badan. Perwujudannya manusia tidak serba dua, jasad dan ruh. Antara badan dan ruh terjadi sebab akibat yang mana keduanya saling mempengaruhi.

Aliran Eksistensialisme
Aliran filsafatr modern berpikir tentang hakikat manusia merupakan eksistensi atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu, yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Di sini manusia dipandang tidak dari sudut serba zat atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya dari segi eksistensi itu sendiri didunia ini.

Filsafat berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan berkaitan antara badan dan ruh. Islam secara tegas mengatakan bahwa badan dan ruh adalah subtansi alam, sedangkan alam adalah makhluk dan keduanya diciptakan oleh Allah, dijelaskan bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan manusia menurut hukum alam material. Pendirian Islam bahwa manusia terdiri dari subtansi, yaitu meteri dari ilmu dan ruh yang berasal dari Tuhan, maka hakikat pada manusia adalah ruh sedangkan jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh ruh saja, tanpa kedua subtansi tersebut tidak dapat dikatakan manusia.
A. Berbagai pemikiran tentang hakekat manusai

Pemikiran tentang hakekat manusia sejak zaman dahulu kala sampai zaman modern sekarang ini juga belum berakhir dan tidan akak pernah berakhir.

Ternyata orang menyelidiki amusia itu dari berbagai sudut pandang . ilmu yang menyelidiki manusia dari segi pisik antor pologi pisik, yang memandang manusia dari sudut pandang budaya disebut antorpologi budaya, sedangkan manusia yang memandang manusia dari sudut pandang “Ada” nya atau dari segi hakekatnyadisebut antorpologi filsafat. Memikirkan dan membicarakan mengenai hakekat manusia inilah yang menyebabkan orang tidak henti-hentinya berusaha dan mencari jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar mengenai manusai yaitu apa, dari mana dan kemana manusai itu.

Berbicara mengenai manusai itu ada 4 aliran yaitu aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme ( gabungan dari dua aliran pertama dan kedua ) dan aliran exsistensialisme.

Aliran serba zat mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi, zat atau materi itulah hakekat dari sesuatu.

Alam ini adalah zat atau materi dan manusai itu adalah unsur dari alam maka dari itu hakekat dari manusia itu adalah zat atau materi.

Manusia sebagai mahluk materi maka pertumbuhannya berproses dari materi juga, seltelur dari sang ibu bergabung dari seperma sang ayah tumbuh menjadi janin yang akhirnya kedunia sebagai manusia. Adapun apa yang disebut denagan ruh atau jiwa fikiran, perasaan, (tanggapan ,kemauan, kesadaran,ingatan,khayalan, asosiasi,penghayatan dan sebagainya) dari zat atau materi. Yaitu sel-sel tubuh oleh karena itu manusia sebagai materi, maka keperluan-keperluannya juga bersifat materi.ia mendapatkan kebahagiaan kesenangan dan sebagainya juga dari materi maka terbentuklah suatu sikap pandangan yang materialistis. Oleh kerana itu materi itu adanya didunia ini maka pandangan materialistis itu identik dengan pandangan hidup yang bersifat duniawi, sedangkan hal-hal yang bersifat ukhrawi dianggap sebagai khayalan belaka.

Aliran serba ruh berpendapat bahwa segala sesuatu hakekat yang ada didunia ini adalah ruh juga hakekat manusia adalah ruh adapun zat itu adalah manifestasi dari pada ruh diatas dunia ini.

Ruh adalah Sesutu yang tidak menempati ruang sehingga tidak dapat disentuh atau dilihat oleh panca indra. Jadi berlawanan dengan zat yang menempati ruang betapa pun kecilnya zat itu.

Istilah-istilah lain dari ruh yang artinya hampir sama ialah jiwa, sukma,,nyawa, semangat dan sebagainya. Materi hanyalah penjelmaan ruh. Fichte berkata” bshswa segala sesuatu yang lain ( selain dari ruh ) yang rupanya ada dan hidup hanyalah suatu jenis perupaan,perubaha atau penjelmaan daripada ruh.

Dasar pikiran dari aliran ini ialah bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada materi. Hal ini dapat kita buktikan sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seorang pria atau wanita yang kita cintai, kita tak mau kehilanhgan dia. Tetepi kalau ruh dari wanita atau pria yang kita cintai mau tidak mau kita harus melepaskan dia untuk dikuburkan.Kecantikan, kejelitaan , kebagusan yang dimiliki oleh wanita atau pria tadi tak akan ada artinya tanpa ruh.Meski badannya masih utuh, masih lengkap anggota badannya tetapi kita mengatakan “dia sudah tidak ada,sudah pergi, dia sudah menghadap Tuhannya.

Demikian aliran ini menganggap ruh itu ialah hakikat, sedangkan badan adalah penjelmaan atau bayangannya saja.

Aliran dualisme mencoba untuk mengawinkan kedua aliran tersebut diatas. Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakeketnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani, badan dan ruh. Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asal yang adanya tidak tergantung sama lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh juga sebaliknya ruh tidak berasal dari badan. Hanya dalam perwujudannya, manusia itu serba dua, jasad dan ruh, yang keduanya berintraksi membentuk yang disebut manusia. Antara badan dan ruh terjalin hubungan yang bersifat mempengaruhi. Apa yang terjadi disatu pihak akan mempengaruhi dipihak yang lain. Sebagai contoh, orang yang cacat jasmaninya akan berpengaruh ppada perkembangan jiwanya. Sebaliknya orang yang jiwanya cacat atau kacau,akan berpengaruh pada pisiknya.

Pembicaraan mengenai hakekat manusia ternyata terus-menerus berjalan dan tidak kunjung berakhir. Dang belum merasa puas dengan pandangan-pandang diatas, baik dari aliran serba zat,serba ruh maupun aliran dualisme. Ahli filsafat modern dengan tekun berfikir lebih lanjut tentang hakekat manusia mana yang merupakan exsistensi atau wujud sesungguhnya dari manusaia itu. Mereka yang memikirkan bagai mana exsistensi manusia atau wajud manusia itu sesungguhnya, disebut kaum exsistensialis dan aliran disebut aliran exsistensilisme.

Jadi mereka ini mencari dari inti hakekat manusia yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Denagan demikian aliran ini memandang manusia tidak dari serba zat atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu tetapi memandangnya dari segiexsistensi manusi itu sendiri, yaitu cara beradanya manusia itu sendiri didunia ini.

Seperti teleh dijelaskan diatas, bahwa fikiran tentang apa , dari mana dan kamana manusia itu tidak ada henti-hentinya.

Berdasarkan kenyataan bahwa manusia itu mempunyai badan jasmani dan mempunyai ruh, jiwa atau rohani. Berbicara mengenai badan manusia itu saja kita menemukan paling tidak 4 macam pandangan, yaitu sebagai berikut:

1. Pandangan idealistis tentang badan manusia itu
Pandangan ini mengatakan bahwa badan adalah sinar dari ruh. Dalam hal ini ruh diibaratkan seperti listrik, badan adalah cahaya.Badan dan ruh tak pernah bertantangan satu sama lain. Badan seolah-olah tidak ada,yang ada hanyalah ruh.

2. Pandangan materialistis tentang badan manusia.
Pandangan materialistis ini dengan tegas mengatakan bahwa yang ada hanyalah badan orang tidak perlu berlu berfikir lebih lanjut apa dibalik badan itu. Yang Nampak pada kita ialah bahwa manusia berbadan yang bersifat materi, yang terdiri dari darah,daging,tulang dan sebagainya seperti mahluk-mahluk hidup yang lain.
Dengan begitu kesenangan, kebahagiaan atau kesukariaan tidak dapat dilepaskan dari barang materi jadi seluruh manusia itu adalah materi. Jadi seluruh manusia itu adalah jasmani.

3. Pandangan ketiga ini berpendapat bahwa badan merupakanm ruh dari ruh. Antara badan dan ruh selalu bertentangan satu sama lain. Badan dianggap menarik kebawah kejahatan. Pandangan ini biasanya juga dualistis artinya tidak memandang badan dan jiwa sebagai satu hal yang ada, melainkan sebaigai dua hal yang berdiri sendiri.

4. Pandangan keempat ini memandang bahwa badan manusia sebagai jasmani yang dirohanikan, atau rohani yang dijasmanikan. Badan bukan hanya materi. Daging kita tidak sama dengan daging sapi atau kambing. Panca indra kita tidak sama dengan panca indra hewan. Jadi kejasmanian manusia itu dengan segala-galanya jika dilihat kedudukannya dari seluruh manusia tidak sama dengan hewan. Sebab jasmani manusia adalah jasmani yang dirohanikan atau dalam jasmani manusai itu ruhlah yang menjasmanikan.

Dengan pandangan ini maka antara badan dan ruh adalah menyatu dalam pribadai manusiayaitu yang disebut “ Aku” ini ya jasmani,yarohani. yang ada adalah aku dan badan, adalah aku dalam bentuk jasmani. Badan adalah unsur diriku unsur aku ku. Jika saya mengatakan aku ini berarti sudah termuat badanku.Hubungan antara aku dan badan seperti hubungan antara pikiran dan suara(bahasa)yang merupakan kesatuan.

Demikian sebagai gambaran bahwa berbicara tentanag hakekat yang dibicarakan itu benda kongkrit seperti badan manisia,ternyata selalu ahli-ahli fikir tentang hakekat suatu yang bersifat gaib, abstrak seperti ruh atau jiwa. Apa yang telah dicapai oeh pemikiran manusia antara lain berupa ilmu jiwa ternyata belum juga menyentuh hakekat ruh,jiwa atau rohani itu sendiri. Ruh lansung urusan Tuhan, sedangkan manusia hanya diberi sedik ilmu tentang itu

B. Pandangan Islam Tentang Hakekat Manusia.
Islam berpandangan bahwa hakekat manusia adalah manusia itu berkaitan antara badan dan ruh.Badan dan ruh masing –masing merupakan subtansi sendiri,Islam secara tegas mengatakan bahwa kedua subtansi (subtansi unsur asal sesuatu yang ada). Kedaunya adalah substansi alam. Sedangkan alam adalah mahluk. Maka keduanya juga mahluk yang diciptakan oleh Allah Swt. Dibawah ini dikutipkan sebuah ayat seci Alquan dan sebuah Hadis nabi Muhammad Saw. yang menguraikan tentang proses kejadian manusia.

Dalam Alquran Allah Swt. berfirman surat almu’minun ayat 12-14 yang artinya:

“Dan sesungguhnya kami ciptakan manusia dari sari tanah, kemudian kami jadikan sari tanah itu air mani (terletak) dalam tempat simpanan yang teguh ( rahim) kemudian dari air mani itu kami ciptakan segumpal darah lalu segupal darah itu kami jadikan segumpal daging dan dari segumpal daging itu kami ciptakan tulang-belulang kemudian tulung-belulang itu kami tutup dengan daging, sesudah itu kami jadikan dia mahluk yang baru yaitu manusia yang sempurna. Maka maha berkat suci Allah Swt penciptaan yang paling baik.”

Hadis Rosulullah Saw. mengulas ayat suci tersebut dengan sabdanya yang artinya: “Bahwasanya seseorang kamu dihimpunkan kejadiannya didalam perut ibu selama 40 hari, kemudian merupakan alaqah ( segumpal darah) sempama demikian (40 hari ), kemudian merupakan mudghatan ( segumpal daging) selama 40 hari kemudian Allah mengutus seorang malaikat maka diperintahkan kepadanya 4 perkara dan dikatakan kepada malaikat engkau tuliskanlah amalannya, dari rezkinya, ajalnya, celaka atau bahagianya dan ditipkanlah kepada mahluk itu ruh (HR. Bukhari).

Dari alquran dan hadis tersebut diatas, jelaslah bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan pisik manusia tidak ada badannya dan proses perkembangan dan pertumbuhan pada hewan. Semuanya berproses menurut hukum-hukum alam. Yang materil . hanya pada kejadian manusia sebelum mahluk yang disebut manusia itu dilahirkan dari rahim ibunya tuhan telah menipkan roh, ciptaannya kedalam tubuh manusia ruh yang berasal dari Tuhan itulah yang menjadi hakekat manusia.Inilah yang membedakan manusia dengan hewan karna tuhan tidak meniupkan ruh pada hewan.

Dari uraian diatas, terlihat pula bahwa pendirian islam bahwa manusia terdiri dari substansi yaitu materi yang berasal dari bumi dan roh yang bersal dari Tuhan. Maka hakekat pada manusia adalah ruh itu, sedangkan jasadnya adalah alat yang digunakan oleh ruh untuk menjalani kehidupan material dialam yang material ini. Nuamun demikian bukan berarti bahwa jasad material bersifat sekunder dan ruh adalah yang primer, karna ruh saja tanpa jasad yang material, tidak dapat dinamakan manusia. Manusia tanpa ruh tidak lebih dari hewan.

Pertama-tama memeng manusia sebagai mahluk alamiah yang mempunyai sifat dan ciri-ciri sebagai mana mahluk alamiah lainnya, yang terikat dengan hukum-hukum alamiah. Dalam diri manusia terdapat unsur-unsur alam, ada unsur benda mati,ada unsur tumbuh-tumbuhan (manusia mempunyai sifat tumbuh dan berkembang ), ada unsur-unsur hewani, dengan kemampuan gerak mempunyai nafsu, insting dan sebagainya.tetapi manusia lebih dari pada itu. Manusia secara fisik mempunyai bentuk lebih baik,lebih indah,lebih sempurna, secara alami manusia menjadi mahluk yang paling tinggi. Allah Swt yang artinya : “ telah kami ciptakan manusia dengan sebaik-beik bentuk”.Demikian firman Allah Swt. Tentang kesempurnaan fisik manusia. Masih dilengkapi oleh Allah Swt. dengan ditipkan kepadanya ruh. Sehingga manusia mempunyai derajat yang mulia,lebih mulia dari malaikat ( malaikat menaruh hormat pada manusia ) keadaan manusia menajdi kahalifah di bumi (alam).

Khalifah berarti kuasa atau wakil. Dengan demikian pada hakekatnya adalah kuasa atau wakil Allah Swt. dibumi.Manusia adalah pelaksana dari kekuasaandan kehendak Allah Swt. Disinilah hakekat basmalah pada setiap perbuatan manusia. Segala perbutan manusia dengan nama atau atas Allah Swt.

Dengan hal ini manusia dibagi menjadi dua kelompok, yang bersifat pasif dan yang bersifat aktif. Yang bersifat pasif beranggapan bahwa segala perbutan adalah sebagai pelaksana belaka dari kehendak tuhan sehingga ia tidak merasa memiliki dan yang bertanggung jawab terhadap perbuatannya dia terpaksa ( ijbar ) dalam segala perbuatannya sedangkan yang bersifat aktif, beranggapan bahwa dalam segala perbuatannya ia mendapatkan kuasa dari tuhan.Sehingga ia menguasai perbuatannya ia yang memilih dan menentukan perbuatannya dan oleh karena itu ia mempertnggung jawabkan perbuatannyaterhadap membrinya kuasa.Manusia bersifat ikhtiar dalam segala perbuatannya.

Dalam diri manusia hakekatnya terdapat sifat dan unsur-unsur ketuhanan, karena dalam proses kejadiannya kepada manusia telah ditiupkan ruh dari tuhan. Sifat dan unsur ketuhanan dalam diri manusia tersebut berupa potensi-potensi pemahaman yang dalam proses kehidipannya manusia merealisir menjabarkannya dalam tingkaha laku dan perbuatan nyata, disamping itu manusia sebagai khalifah Allah Swt. Juga merealisir fungsi ketuhanansehingga manusia adalah berfungsi kreatif mengembangkan diri dan memelihara diri dari kehancuran. Denagan demikian hidup dan kehidupan manusia itu berkembang dan mengarah pada kesesempurnaan

C. Analisa filsafat dan teori pendidikan.
1. Analisa filsafat dalam masalah pendidikan
Masalah pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia proses pendidikan berkembang bersama proses berkembang hidup dan kehidupan manusia. Bahkan keduanya pada hekekatnya adalah proses yang satual ini sebagaimana dikemukakakan Ruper C lodge dalam bukunya phlisopi of education sebagai berikut : ” The word educatioan is used, sometimes is wider sometime is narrowersense. All experience is saeid to be educative”.

Kalau pengertian yang luas dan pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh lodge yaitu bahwa life is education, and education is life, akan berarti bahwa seluruh proses hidup manusia itu adalah proses pendidikan, Segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan pengaruh pendidikan baginya.

Selanjutnya, dalam arti yang sempit lodge menjelaskan pendidikan sebagai berikut : “In the narrower sense, education is restrieted to that funetion. Nad is outlook to the member of the rising generations”.

Dalam artinya yang sempit pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup kepada generasiyang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal disekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajara yang serba terkontrol.

Bagaiman luas sempitnya penertian pendidikan namun masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatihmengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi remaja yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia. Sesuai dengan sifat hakekatnya dan cirri-ciri kemanusiannya. Dan pendidikan formal disekolah hanyalah bagian kecil saja daripadanya tapi merupakan inti dan tidak bias lepas kaitannya dengan proses pendidikannya secara keseluruhannya.

Dengan pengertian pendidikan yang luas, berarti bahwa masalah kependidikan pun mempunyai ruang lingkupyang luas pula yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusi. Memang diantara masalah kependidikan tersebut, terdapat masalah yang sederhana yang menyangkut praktek dan pelaksanaannya sehari-hari, tetapi banyak pula diantaranya yang menyangkut masalah yang bersifat mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya. Bahkan pendidikan juga menghadapi persoalan-paesoalan yang tidak mungkin dijawab dengan analisa ilmiah, tetapi memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu filsafat.

Dalam memecahkan masalah tersebut analisa fisafat menggunakan berbagai macam pendekatan diantaranya :

1. Pendekatan secara apekulatif yang disebut juga dengan pendekatan refrektif baik dari spekulatif maupun reklektif berarti memikirkan, mempertimbangkan juga membayangkan dan menggambarkan ini adalah teknik pendekatanapada umumnya dengan teknik pendekatan ini dimaksudkan adalah memikirkan membayangkan dan mempertimbangkan tentang suatu obyek entuk mencari hakikat yang sebenarnya. Masalah –masalah kependidikan memang berhubungan dengan hal-hal yang harus diketahui hakekat ynag sebenarnya misalnya apakah hakekat mendidik dan pendidikan itu hakekat manusia. Hakekat hidup, hakekat masyarakat, individu dan sebagainya.

2. Pendidikan normatif. Norma artinya nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan dijunjung tinggi dalam kehidupan manusia. Norma-norma tersebut juga merupakan masalah-masalah kependidikan. Disamping dalam usaha dan masalah kependidikan itu sendiri sebagai bagian kehidupan manusia juga tidak lepas dari ikatan norma-norma tertentu. Dengan tehnik pendekatan normatif dimaksudkan adalah berusaha memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan manusiadan dalam proses pendidikan, bagaiman hubungan pendidikan, dengan demikian akan dapat dirumuskan petunjuk-petunjuk kearah mana usaha pendidikan diarahkan.

3. Pendekatan analisa konsep. Konsep artinya pengertian, atau tanggapan seorang terhadap Sesutu objek. Setiap orang mempunyai pengertian atau tanggapan yang berbeda-bedamengenai yang sama. Tergantung pada perhatian , keahlian dan kecendrungan masing-masing.

4. Analisa ilmiah tentang realitas kehidupan sekarang yang aktual. Pendekatan ini adalah masalah ilmiah, dapat didiskripsikan dan kemudian difahami permasalahan-parmasalahan yang hidup dan berkembanyg dimasyarakatdan dalam proses pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan.

Selanjutnya Harry Scofield, sebagaimana dikemukakan oleh imam burnap dalam bukunya Filsafat pendidikan digunakan dua macam pendekan yaitu :

1. Pendekatan filasafat historis yaitu , dengan cara mengakan deteksi dari pertanyaan- pertanyaan filosofis yang diajukan , mana-man yang telah mendapata jawaban dari ahli filsafat sepanjang sejarah. Dalam sejarahnya filsafat telah berkembang dalam bentuk sistematika, jenis dan aliran filsafat yang tertentu. Oleah karena itu kalau diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai macam malah filosifis dalam bidang pendidikan jawabannya melekat pada masing-masing, sistim, jenis dan aliran filsafat tersebut.

2. Pendekatan filsafat kritis dimaksudkan dangan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan filosofis dan disahakan jawabannya secara filosofis pula. Dengan mengunakan berbagai metode dan pendekatan filosofis selanjutnya Scifield mengemukakan ada dua cara analisa pokok dalam pendekatan filsafat kritis yaitu, Analisa bahasa dan analisa konsep. Analisa bahasa adalah usaha untuk mengadakan enterfretasi yang menyangkut pendapat atau pendapat-pendapat mengenai makna yang dimilikinya. Sedang kan analisa konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah(kata-kata) yang mewakili gagasan atau konsep.

D. Filsafat Dan Teori Pendidikan
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan mengunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara kita masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofi yang memelukan pendekatan filosofis pula dalam pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah kependidikan tersebut dengan berbagai cara pendekatan akan dapat menghasilkan pandangan-pandakan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan tersebut, atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori pendidikan. Disamping itu jawaba-jawaban yang telah dikemukan oleh jenis dan aliran filsafat tertentu sepanjang sejarah terhadap problemmatika pendidikan yang dihadapinya menunjukan pandangan-pandangan tertentu, yang tentunya juga akan menperkaya teori-teori pendidikan. Dengan demikian, terdapat hubungn fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan.

Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya dengan filsafat, sebagai pandangan tertentu misalnya filsafat idealism, realism materialise dan sebagainya, akan mewarnai pula pandangan ahli pedidikan tersebut dalam teori-teori pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu akan memenuhi dan menberikan serta corak tertentu terhadap-teori pendidikan yang dikembang kan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain teori dan pandangan-pandangan fisafat pendidikan yang dikembangkan oleh seorang filosof tertentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan aliran filsafat yang dianutnya.

2. Filsafat, juga berfungsi menberikan arah agar teori pendidikan yang dikembangkna oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu mempunyai relefansi dengan kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bias di terapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.

3. Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan menpunyai fungsi untuk memberikan pentunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Disamping hubungan fungsional tersebut antara filsafat dan teori pendidkan juga terdapat hubungan yang bersifat suplementasi. Sebagai mana dikemukan oleh alisyaifullah dalam bukunya “ Antara filsafat dan pendidikan” sebagai berikut, Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas nurmatif ilmiah, yaitu:
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan pendidikan konsep tentang sifat hakikat manusia serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan system atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan dan Negara.
thumbnail
Judul: Pandangan Filsafat Tentang Hakekat Manusia
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Berita, Edukasi :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih tidak meninggalkan tautan link

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz